Kalau kamu lagi cari rumah, pasti sudah nggak asing lagi dengan dua istilah ini: fixed rate dan floating rate. Tapi, tahukah kamu, banyak orang salah kaprah memahami dua jenis suku bunga ini.
Fixed rate itu ibarat kamu naik ojek online dengan harga yang flat, berapa pun macetnya jalanan harga tetap sama. Sedangkan floating rate, kayak kamu naik mobil sendiri, ngisi bensin sendiri, tapi bisa lebih murah… atau malah tekor kalau harga BBM naik! 🎢
Secara sederhana:
- Fixed Rate: Suku bunga tetap selama jangka waktu tertentu. Misalnya, 5% selama 3 tahun.
- Floating Rate: Suku bunga mengikuti pasar. Naik-turun tergantung BI Rate atau kondisi ekonomi global.
Lalu, mana yang lebih baik? Jawaban jujurnya: tergantung siapa kamu, dan seberapa kamu siap menghadapi risiko.
Kapan Fixed Rate Jadi Pilihan Terbaik?
Sebagai seorang yang sudah lebih dari 5 tahun jualan rumah, izinkan saya cerita sedikit.
Waktu saya bantuin klien beli rumah pertama di Opra City, Surabaya Barat, dia adalah pasangan muda yang baru menikah. Pekerjaan mereka tetap, penghasilan cukup stabil, tapi mereka sangat khawatir dengan fluktuasi. Akhirnya mereka memilih fixed rate 5% selama 5 tahun.
Kenapa?
Karena:
- Mereka butuh kepastian cicilan.
- Budget mereka terbatas, dan tidak siap “kaget” kalau suku bunga tiba-tiba naik.
- Mereka sedang membangun keuangan keluarga dari nol.
Itu keputusan yang sangat bijak! Karena fixed rate memberikan rasa aman dan kepastian di awal masa cicilan—apalagi buat kamu yang baru memulai hidup berumah tangga.
Di Sisi Lain, Floating Rate Bisa Sangat Menarik
Tapi jangan salah, floating rate juga punya daya tarik tersendiri.
Saya punya satu klien, seorang entrepreneur yang income-nya fluktuatif, tapi besar. Dia ambil floating rate karena merasa bisa mengatur arus kas dengan fleksibel.
Dan benar saja selama 2 tahun pertama, suku bunga pasar rendah. Cicilannya jadi jauh lebih ringan dibanding fixed rate!
Jadi, floating rate cocok buat:
- Kamu yang punya income besar dan fleksibel.
- Kamu yang bisa ambil risiko.
- Kamu yang percaya bahwa ekonomi akan stabil atau membaik ke depannya.
Tapi hati-hati ya… Kalau suku bunga tiba-tiba naik contohnya karena inflasi tinggi atau gejolak global kamu bisa mendadak harus bayar cicilan jauh lebih mahal dari biasanya!
Perbandingan Tabel: Fixed vs Floating
Aspek | Fixed Rate | Floating Rate |
---|---|---|
Suku bunga | Tetap di awal | Bisa naik/turun |
Cicilan | Stabil | Berubah |
Risiko | Rendah | Tinggi |
Cocok untuk | Pemula, penghasilan tetap | Pebisnis, fleksibel |
Umumnya tersedia | 1-5 tahun pertama | Setelah fixed berakhir |
Ketidakpastian | Minim | Tinggi |
Bagaimana Bank Menawarkan KPR?
Biasanya, bank menawarkan KPR dengan kombinasi:
- Fixed rate 3 tahun pertama 5%
- Setelah itu, floating rate mengikuti pasar (misalnya 11% – 14%)
Tapi ada juga bank yang menawarkan bunga cap, yaitu suku bunga maksimal. Contoh: floating, tapi gak lebih dari 12%. Ini bisa jadi solusi tengah antara fixed dan floating.
Strategi Cerdas Memilih KPR
Kamu mungkin sekarang mikir, “Terus saya harus pilih yang mana dong?”
Nah, ini tips dari saya pribadi:
✅ Jika kamu:
- Baru pertama kali beli rumah
- Gaji tetap tiap bulan
- Takut risiko
- Nggak suka kejutan soal keuangan
👉 Ambil fixed rate, minimal 3 tahun.
✅ Tapi kalau kamu:
- Punya usaha / penghasilan besar
- Punya simpanan darurat minimal 6 bulan
- Berani spekulasi
- Yakin BI Rate akan turun
👉 Floating bisa jadi solusi lebih hemat.
Studi Kasus: Simulasi Cicilan Rumah 500 Juta
Misalnya kamu beli rumah di Opra City Surabaya Barat, harga 500 juta, DP 20%, jadi pinjaman 400 juta, tenor 20 tahun.
Dengan Fixed Rate 5% (3 tahun pertama):
- Cicilan per bulan sekitar: Rp 2.640.000
- Setelah 3 tahun, naik jadi 11%: Rp 3.800.000-an
Dengan Floating Rate dari awal 9%:
- Cicilan per bulan langsung: Rp 3.600.000
- Tapi bisa naik jadi Rp 4.200.000 kalau bunga naik jadi 13%
Kamu bisa lihat sendiri fixed rate kasih kamu nafas panjang di awal, floating rate kasih tantangan lebih cepat, tapi bisa untung kalau bunga rendah.
Sedikit Tentang Opra City, Surabaya Barat
Kalau kamu belum kenal, Opra City adalah perumahan eksklusif di kawasan Surabaya Barat, lokasi strategis dekat akses tol, sekolah, dan pusat bisnis. Lingkungan nyaman, desain modern minimalis, dan yang paling penting: developer-nya punya reputasi bagus.
Saya pribadi sudah bantu lebih dari 30 keluarga untuk beli rumah di sini. Salah satunya, pasangan muda dari Gresik, yang berterima kasih karena pilihan fixed rate bikin mereka bisa nabung untuk pendidikan anaknya di masa depan.
Pertanyaan Umum Seputar Fixed dan Floating Rate
Q: Bisa nggak saya pindah dari fixed ke floating?
A: Bisa banget! Biasanya setelah masa fixed berakhir, otomatis berubah jadi floating. Tapi kamu juga bisa refinancing ke bank lain.
Q: Mana yang lebih hemat jangka panjang?
A: Floating rate potensial lebih hemat, tapi ada risiko. Fixed lebih stabil, tapi bisa lebih mahal kalau pasar tenang.
Q: Bagaimana kalau BI rate tiba-tiba melonjak?
A: Floating rate akan naik. Inilah pentingnya punya simpanan darurat!
Mana Pilihan Saya?
Kalau saya pribadi? Saya pilih fixed dulu. Biar bisa tidur nyenyak tanpa mikir cicilan naik. Habis itu, setelah keuangan lebih stabil, baru saya evaluasi lagi, bisa aja refinancing pakai floating kalau saatnya tepat.
Ingat, ini bukan sekadar soal angka. Ini soal ketenangan pikiran dan rasa aman. Jangan sampai keputusan ambil rumah malah jadi beban mental.
Tips Jitu dari Lapangan
- Selalu minta simulasi cicilan dari bank dengan skenario optimis dan pesimis.
- Tanyakan bunga floating-nya pakai acuan apa? BI rate? SBDK? Beda bank bisa beda acuan.
- Jangan ragu nego suku bunga. Banyak bank kasih promo loh!
- Gunakan jasa sales properti (kayak saya 😄) yang bisa bantu hitung dan negosiasi.
Pilih fixed rate atau floating rate? Nggak ada jawaban pasti. Semua tergantung pada situasi, kebutuhan, dan toleransi risiko kamu.
Yang penting, jangan asal tanda tangan akad kredit. Pahami dulu semua skenario. Dan kalau kamu bingung, ayo ngobrol bareng saya saya bantu carikan rumah dan skema KPR yang paling cocok buat kamu dan keluarga.
Ingat, rumah adalah investasi jangka panjang baik untuk hati, maupun finansialmu. Jangan sampai salah langkah hanya karena tergiur promo bunga rendah tapi nggak paham risikonya!
Baca Juga:
- 7 Fakta Penting Cover Note Notaris yang Jarang Dibongkar
- 9 Dokumen Wajib Saat Beli Rumah! Banyak yang Lupa Nomor 6!
- Apa Itu AJB Akta Jual Beli dan Pentingnya Waktu Beli Property
- 7 Alasan Pentingnya IMB & PBG Sebelum Beli Rumah
- 5 Fakta Mengejutkan Tentang KPR Subsidi vs KPR Non Subsidi (Konvensional )
- Inilah Perbedaan Notaris dan PPAT, 9 dari 10 Orang Keliru!
- 7 Kesalahan Fatal dalam Surat Perjanjian Kredit yang Bikin Kamu Rugi Besar!
- 7 Fakta Penting Tentang Fixed Rate KPR yang Bisa Selamatkan Keuangan Mu!
- BPHTB: Definisi, Rumus Perhitungan, dan Tips Hemat Bayar Pajak Properti di 2025
- Perjanjian Pengikatan Jual Beli PPJB

OPRA CITY adalah kompleks perumahan yang terletak di Surabaya barat dengan desain hunian yang mengusung konsep Modern Minimalis. Hunian ini dirancang khusus untuk gaya hidup modern, mendorong kesehatan warga, dan menyediakan fasilitas belanja yang nyaman. Dengan beragam fasilitas modern yang lengkap seperti Club House, jalur jogging, area bermain anak, Food Garden, toko dan area komersial, serta akses jalan yang mudah